Ditjen Pendis Akan Perkuat Perpustakaan PTKIN Setingkat LP2M

By Admin

nusakini.com--Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan bahwa keberadaan perpustakaan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sangat strategis dalam kerangka menjadikan Indonesia sebagai destinasi kajian keislaman. Karenanya, Kamaruddin berkomitmen untuk memperkuat tata kelola perpusataakn PTKIN, minimal setingkat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). 

Hal ini ditegaskan Dirjen Pendidikan Islam saat merespon keluhan para Kepala Perpustakaan PTKIN tentang problem mendasar pengelolaan perpusatakaan. Selama ini, struktur perpusatakaan di kampus sangat lemah, hanya dikelola seorang kepala perpustakaan. 

“Ada kesan tidak serius, jika dalam ortaker-ortaker PTKIN hanya ada kepala perpustakaan saja. Idealnya, posisi kepala perpustakaan itu setara dengan ketua LP2M. Harus segera dilakukan perubahan secara formal dalam ortaker-ortaker itu,” tegasnya di Bogor,kemarin.

“Kalau perpustakaan sudah menjadi lembaga, maka posisinya semakin kuat, karena akan ada lebih satu orang yang dapat memikirkan kemajuan perpustakaan untuk lebih baik dan terus melayani pemustaka dengan baik pula,” sambungnya.  

Kepala Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Sirajuddin sebelumnya menyampaikan, bahwa usulan perubahan struktur perpustakaan agar setara dengan lembaga sudah disampaikan sejak 2-3 tahun lalu. Namun, hingga saat ini belum ada respon dari Biro Hukum Kementerian Agama RI. 

“Kita akan segera berkoordinasi dengan Biro Hukum agar ini bisa menjadi prioritas,” tandas Kamaruddin. 

Komitmen sama ditegaskan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Arskal Salim. Dia akan mengawal perubahan status ini hingga bisa dipercepat. Menurutnya, kebesaran peradaban diawali dari perpustakaan. Kebesaran Bani Abbasiyah misalnya, ditandai keberadaan perpustakaan Baitul Hikmah di Baghdad. Peradaban di PTKIN juga semestinya ditandai dengan kelengkapan dan kebesaran perpustakaannya.  

“Di Indonesia harus ada perpustakaan Islam yang sangat lengkap dan menjadi rujukan para peneliti dunia. Perpustakaan PTKIN harus menjadi prioritas perhatian semua pihak untuk pengembangan dan pembaharuannya dalam menuju visi misi Kementerian Agama RI saat ini,” ujarnya.  

Para kepala perpustakaan PTKIN diundang Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas penyusunan panduan dan juknis layanan online kitab-kitab turas abad ke-15 yang saat ini dilanggan Kementerian Agama RI selama satu tahun. Kegiatan ini berlangsung di Bogor dari 26 - 27 Januari 2018. 

“Ada kebutuhan mendesak bagi kepala perpustakaan untuk mensosialisasikan langganan layanan online dari Kementerian Agama RI supaya lebih optimal dan bermanfaat bagi civitas akademika PTKIN,” ujar Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Suwendi. 

Kasi Publikasi Ilmiah yang juga mantan Kepala Pusat Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Mahrus, menilai FGD ini penting untuk mengubah cara pandang publik terhadap posisi perpustakaan PTKIN. Perubahan strategis itu targetnya ditandai adanya perubahan aturan dalam ortaker UIN/IAIN/STAIN tentang struktur organisasi tata kerja perpustakaan.  

“Sambil berproses, kepala perpustakaan di PTKIN harus dapat melakukan optimalisasi layanan online, salah satunya dengan download jurnal dan buku yang relevan semuanya,” ungkap Mahrus. 

Narasumber lain dalam FGD ini adalah Kepala Pusat Lektur Khazanah Keislaman Balitbang Kemenag dan Kasubdit Ketenagaan Diktis. Hadir juga para Kasi di Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. (p/ab)